i think...

Jumat, 30 September 2011

Hari ke-23 (30 Days Project- Sweet Sunset)

Donderdag, 29 Setember 2011

 
Pantai KarmaJimbaran-Bali


Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas 
bebas berandai memulang waktu


Hingga masih bisa kuraih dirimu 
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku 
Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu 
oh cinta 


Teman yang terhanyut arus waktu mekar mendewasa 
masih kusimpan suara tawa kita 
kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk 

Hingga masih bisa kurangkul kalian 
sosok yang mengaliri cawan hidupku 
Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu 
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku 
Bilakah kuhentikan pasir waktu 
tak terbangun dari khayal keajaiban ini 
oh mimpi 

Andai ada satu caratuk kembali menatap agung surya-Mu 

lembayung Bali.....


_lirik Lagu lembayung Bali oleh Saras Dewi_

Kamis, 29 September 2011

Hari ke 22 (30 Days Project- Sweet Sunset)



Woensdag, 28 -09- 2011



Adalah sesuatu yang harus dibayar dari sebuah kerja keras mencari alamat di bilangan sanur yang luas dan panas.

Kami berhenti sejenak setelah lelah berputar diatas sepeda motor yang tentunya turut memanggang kulit-kulit yang terpapar sinar di ujung siang.

Semangkuk es krim khas italia dengan rasa-rasa yang luar biasa seolah membayar semua dahaga dan peluh lelahku.

Thanks big broe

Hari ke 20 & 21 (30 Days Project- Sweet Sunset)

26- 27 September 2011

Setelah sekian lama berkarya dalam dunia nyata. Saya menjadi jarang melakukan ritual megah yang bermodal rendah.

Hanya membutuhkan beberapa majalah, baik bekas atau baru, itu bukan masalah. Segelas besar teh hijau hangat yang tawar dan beraroma kuat. Kemudian ditambah sebuah guling empuk berlapis bahan abutai yang selalu menawarkan citarasa dingin di sekujur kulit.

Inilah momen me-time yang paling saya rindukan. Menjelajah dunia kesukaan melalui kata-kata yang membangun kerangka nyata dalam imajinasi yang tak terhingga.

Hari ke 19 (30 Days Project- Sweet Sunset)



Zondag, 25-11 2011


Akhirnya setelah lelah bercumbu dengan buku yang baru,

saya sempatkan diri menghampiri gerai refleksi.

Tak banyak yang dapat diceritakan selain kenikmatan yang ditawarkan.


Hari ke 18 (30 Days Project- Sweet Sunset)

Zaterdag, 24 -11- 2011


Niatan bermalam minggu sambil menikmati pijatan di telapak kaki berubah total setelah seseorang menceritakan indahnya kisah novel Negeri Lima Menara.

Saya yang tergiur, akhirnya merelakan dana pemijatan untuk memiliki buku trilogi seri pertama dari A. Fuadi.



Sungguh nikmat bercumbu dengannya. Dari lembar pertama hingga berakhir, Saya tak pernah kecewa.

Hari ke 17 (30 Days Project- Sweet Sunset)

Vrijdag 23 September 2011



Hari ini saya sangat bersemangat, seorang teman lama yang sangat berkualitas mengajak bertemu di salah satu tempat yang paling sering diserbu para tamu di pulau dewata.

Ditengah hari, ada kabar yang mengatakan bahwa beberapa teman lainnya tidak dapat ikut bertemu. Tetapi si teman lama yang merupakan mantan teman sekamar saya ketika masih berstatus mahasiswa rupanya tetap mempertahankan acara.

Sesampainya di tempat yang sangat berkelas dan menawarkan kenyamanan berkualitas itu, rupanya dia berkata niatannya sejujurnya. Bahwa dia akan menjodohkan saya dengan salah satu temannya yang turut bergabung dengan kami saat itu..

Saya tersipu malu-malu,, tak mengerti harus berkata apa.. karena sejujurnya saya memang tak mudah tertarik pada langkah pertama

Kita lihat saja perkembangannya nanti ,, mungkin bisa mungkin tidak. :)

Hari ke 16 (30 Days Project- Sweet Sunset)





Donderdag 22 September 2011


Bertepatan dengan ulang tahun mama kami juga menghadiri pesta pernikahan tetangga saya

Sungguh suatu kebetulan berpesta untuk dua tujuan



Hari ke 14 (30 Days Project- Sweet Sunset)

Woensdag 21 -09- 2011

Hari ini saya tengah bersiap-siap membuat hadiah ulang tahun untuk mama.

Besok (22 Sept),, usia wanita cantik yang paling berjasa itu akan menembus angka 51 tahun. Entah mengapa saya berniat memebrikan kolase berisi liputan-liputan media mengenai kesuksesan kakak saya dan filmnya.

Saya yakin, pasti mama akan tersenyum bahagia menyaksikan kumpulan itu tanpa dia sibuk menggunting-gunting koran dan majalah.




Alhasil,dengan bantuan kakak saya untuk mengumpulkan foto, upaya saya alhamdulilah berhasil.

Berikut adalah foto-foto tangis haru mama ketika saya kejutkan dirinya pada pukul 00.00 dini hari.




Selamat Ulang Tahun Mama,,, I love u more each day

Rabu, 28 September 2011

Hari ke 13 & 14 (30 Days Projec t- Sweet Sunset)

19-20 September 2011

Saya ingat pepatah seorang dosen favorit saya

“alles is moeilijk om te beginnen”
(selalu susah untuk memulai sesuatu)


Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika saya tengah mempersiapkan usaha baru saya. Menyusunnya, dan mendirikannya sungguh bukanlah perkara yang mudah, tetapi yang paling susah adalah tetap meyakinkan diri kita dengan apa yang kita kerjakan

Akhirnya dua hari ini saya mengobati keresahan dan kegelisahan hati ini dengan pilihan buku yang mengajarkan amalan terpuji...




Mann Jadda Wa jadda



Sesungguhnya kesukesanlah imbalan satu-satunya bagi orang yang bersungguh-sungguh,,

(Alif Fikri, Negeri Lima Menara oleh A. Fuadi)


amien

Saya juga mencicipi buku-buku ini untuk menambah kekuatan diri saya


Hari ke 12 (30 Days Project- Sweet Sunset)

Zondag, 18 -9- 2011



sejak pagi hari saya sudah melihat status pesan salah satu sahabat saya yang berisikan ucapan selamat ulang tahun untuk pacarnya. Tetapi barisan doa manis itu sama sekali tidak menggetarkan ingatan saya akan seseorang dari masa lalu…

Pagi terus merangkak dan perut semakin lapar,,sembari menanti makanan siap dimasak , saya membuka jejaring sosial favorit saya.

Laman depan menampakkan info-info terkini orang-orang dan di kanan atas ada sebuah kolom informasi berisikan siapa-siapa saja yang berulang tahun hari ini. Sontak nama yang berada di barisan ketiga seketika menjemput saya menuju masa lalu…

someday in 2005
,,,saat saya tengah sibuk membuatkan kue dan mengemasnya dengan kreatifitas yang kala itu paling berkualitas. Setoples kue rhumballen berbahan dasar roti marie, susu kental manis putih dan gula-gula warna-warni yang saya buat sendiri itu dengan penuh kehangatan cinta yang membara tentunya. Sungguh manis kenangan itu semanis dan senikmat kue-kue bola buatan saya.



Sayangnya, bara cinta pertama saya sudah meredup dan telah mengabu. Tak ada lagi rasa syahdu bahkan percik-percik rindu dari lima tahun lalu. Kami putus dengan kasus yang tak berujung mulus. Titik!!



Hari ini muncul keraguan di dasar hati…” haruskah saya mengirimkan pesan singkat, menuliskan di dinding jejaring sosial atau mungkin menelfonnya?”
Sungguh ,,, ini adalah pilihan yang membingungkan mengingat kami sudah lama sekali tak berkomunikasi.

Sejam, dua jam, tiga jam, empat jam hingga lima jam berlalu, saya masih bergumul dalam keragu-raguan. Lama-lama saya geram mengingat usia saya yang kini tak lagi mendukung aksi bungkam dan mendendam kepada “tokoh-tokoh” dari masa lampau. Akhirnya sekitar pukul setengah enam sore waktu Indonesia tengah, saya mulai terkejut-kejut.


Pertama, saya terkejut ketika mendapati namanya masih ada di data kontak hand phone saya. Kedua, saya terkejut ketika panggilan saya dijawab oleh dia. Ketiga saya terkejut dengan diri saya yang mampu mengucapkan ucapan selamat ulang tahun padanya dengan penuh wibawa dan tanpa ada tanda-tanda cinta. Keempat saya terkejut dia menawarkan nomer handphone barunya yang lebih sering aktif dan kejutan kelima saya sangat terkejut mendapati diri saya menolak mencatat nomer baru dari si dia.





Lihatlah,,, betapa percikan lama telah resmi tiada. Sakit sudah reda dan hati pun tak lagi mengiba

Semua memang indah pada waktunya. Meskipun dulu dia sungguh berhasil menyakiti hati ini, saya tetap berterimakasih karena dari kesakitan itu saya dapat menjadi saya seperti sekarang yang (insya allah) tegar seperti karang .

Voorbij is altijd voorbij


Minggu, 18 September 2011

Hari ke- 8,9,10,11 (30 Days Project- Sweet Sunset)

Man Propose, God Dispose...


seminggu yang lalu saya tengah heboh mencanangkan program 30 hari yang terbagi menjadi tiga aktifitas ringan yang diharapkan dapat membuat setiap hari menjadi lebih berkesan.

tujuh hari berlalu dan semuanya berjalan cukup prima. Ragam aktifitas seolah memenuhi semua perencanaan dan semakin hari aliran semangat pun semakin deras untuk mengemas hari menjadi lebih manis.

sayangnya memasuki hari ke-8 sang mama menuntut perhatian yang lebih dari biasanya. Mama yang biasanya berstamina tinggi dan selalu berapi-api, mendadak lesu, lemah dan tak mampu turun dari tempat tidurnya. akhirnya... saya pun tak sempat melaporkan rencana kegiatan yang menurut janji saya akan saya utarakan di tiap-tiap blog personal saya.

namun demikian, dalam ruang gerak yang terbatas saya tetap melunasi rencana-demi rencana walau belum sempat ditorehkan ke dalam tulisan dan hari ini, saya mencoba merangkum semuanya menjadi satu kesatuan.



Hari ke- 8 ( Kamis, 15 September 2011)



sungguh menyenangkan menanti senja sembari menunggu kehadiran teman-teman yang akan berlibur di Bali. Mereka adalah Dilla, Tanti dan Eliana yang mulanya hanya akan bermalam sementara di rumah saya. Alhasil,,,, dengan segala rayuan,, mereka tetap tinggal di rumah saya sampai 3 hari kedepan.





Hari Ke-9 ( Jum'at, 16 september 2011)


sebagai gadis penderita alergi berbagai obat kimia, saya akhirnya sering mencicipi berbagai produk minuman herbal yang baik untuk kesehatan. selain itu, saya juga jadi pelanggan setia pijat refleksi yang konon katanya baik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Apalgi semenjak seringnya saya merasakan ngilu di kaki sebelah kanan. saat itu, saya berpikir ' oh,,, mungkin ini efek samping penggunaan hig heels",,

seiring waktu berjalan, rasa ngilu tetap setia hadir di saat-saat tertentu hingga hari ini dan pada saat ini pula saya mencoba sebuah pengobatan jaman Nabi Muhammad yang dipercaya khasiatnya untuk kesehatan.

Awalnya, saya sempat meragu menyaksikasn darah-darah Mama yang terkumpul dalam tabung yang menyerupai kubah itu.AKhirnya dengan segenap keberanian dan rasa kesakitan yang berkumpul di betis kanan, saya mencoba di bekam.





Bekam adalah sistem pengobatan yang biasa dilakukan oleh Nabi. Biasanya dilakukan sebulan sekali. Bekam dilakukan dengan cara mengeluarkan darah kotor yang mengandung kolesterol, asam urat, virus, racun, dsb dari dalam tubuh. Darahnya biasanya kental dengan warna merah kehitam-hitaman. Darah ini berpotensi menggumpal dan menyumbat saluran darah yang menimbulkan hipertensi, stroke, dan serangan jantung/angin duduk. Banyak racun atau virus penyakit bisa bisa dideteksi lewat darah seperti kolesterol, asam urat, gula, virus, dsb. Bekam mengeluarkan darah kotor itu semua. ( )

sedihnya,,, akhirnya si Ibu dokter memvonis saya memiliki kadar asam urat yang melampaui batas normal dan mengharuskan saya menjalani diet purin :'(


Hari ke- 10 (Sabtu, 16 September 2011)

tepat pukul 18.00 WITA, seorang kurir mengetuk rumah saya. Sebuah paket berbungkus amplop putih dengan detail-detail futuristik berwarna merah jambu itu rupanya kiriman dari kakak saya di Jakarta.

isinya sangat membanggakan dan membuat airmata haru membasahi pelupuk mata...

alhamdulilah,,, :)





Hari ke- 11 ( Minggu, 17 September 2011)

sudah menjadi kebiasaan mama apabila dia selalu mengirimi sesuatu untuk teman-temannya yang akan membuat hajatan besar. sore ini, kami mengunjungi kediaman si calon mempelai wanita. sore itu senyumannya tampak mengembang dengan sempurna. raut kebahagiaan tak lagi dapat ditutupi dari pancaran matanya meskipun terhalang kacamata minusnya. Kebahagiaan tidak hanya melanda dia, tetapi semua sanak saudara mereka yang juga memenuhi rumahnya sore itu.

Wedding things are always interesting :) i hope i will be the next one who feels that lovely things.. :) Amien

Rabu, 14 September 2011

Hari ke- 7 (30 Days Project-Sweet Sunset)

woensdag 14-9-11


olala...

Ternyata sebelum kita mencoba, kita tidak akan tahu seberapa hebatnya kita,,,


Sore ini, saya menghabiskan waktu di dapur tercinta.

Kegiatan saya adalah: memblender, memeras, memblender, memeras, memblender dan kemudian memeras untuk menghasilkan sari kedelai (yang berliter-liter).

Selepas itu saya menuntaskan sore dengan memandangi dan menanti rebusan susu kedelai di dalam panci besar yang berada di atas api yang sangat kecil...





Setelah mendidih, saya tak lantas meninggalkan dapur. Perabotan yang saya gunakan untuk berkeskperimen sudah mengantri untuk di cuci. Belum lagi, lantai dan meja harus dibersihkan, mengingat hari ini adalah kali pertama saya membuat susu kedelai (dalam jumlah besar)

Sesaat setelah memasukkan susu kedelai yang sudah mendingin ke dalam botol, barulah senyum mengembang. Saya menyelamati diri sendiri melihat kelima botol berukuran satu liter itu penuh dengan susu kedelai kreasi saya.

Voillaaaaaa.... home-hand-made Susu kedelai rendah gula yang aman untuk kesehatan karena tidak menggunakan bahan pewarna dan pengawet.

Selasa, 13 September 2011

Senin, 12 September 2011

Hari ke- 5 (30 Days Project-Sweet Sunset)




Maandag, 12-9-11


Biasanya agenda memotong rambut adalah hal yang paling terlarang menurut mama saya. Beliau anti sekali menyaksikan rambut saya bila panjangnya diatas pinggang. Saya yang memang penurut dan tak mau ribut pada akhirnya manut dengan keinginannya tersebut.

Beberapa tahun belakangan kapster-kapster yang memang bukan langganan saya telah melakukan improvisasi terlalu jauh. Mereka tidak mengaplikasikan pengarahan saya dan cenderung idealis memainkan pisau dan gunting pemotong rambutnya. Akhirnya saya yang menderita karena begitu pulang ke rumah, saya mendapati wajah galaksang Mama hingga beberapa bulan kedepan lengkap dengan komentar ketus berbahasa jawa timuran

“ elek ee... “


Sampai suatu ketika saya berhenti melakukan aktifitas gunting rambut hingga tiba saatnya wisuda. Rambut saya sudah mencapai pinggul namun Mama tidak pernah menggubris dan justru membanggakan rambut saya (yang menurut saya semakin menipis karena rontok dan mungkin sudah kepanjangan). Tidak tega merasakan gelungan rambut yang kehilangan volumenya, saya tanpa sadar kembali mengulang kesalahan. Rambut sepinggul akhirnya menjadi tinggal sebahu pada agustus tahun lalu.

Selepas itu, cukup banyak dana yang dialokasikan untuk pembiayaan memanjangkan dan menguatkan akar-akar rambut ikal saya. Rangkaian produk perawatan rambut rontok hingga bahan-bahan tradisonal telah teraplikasi di rambut ini. Harapannya, rambut lebih cepat panjang dan mama pun segera tenang. Terbukti,, dua belas bulan telah bergulir dan rambut saya kini menggapai tulang ekor.


Hari ini, tepat menjelang senja, saya ingin melakukan perubahan tanpa lagi mengulangi kesalahan. Saya mendatangi kapster andalan meskipun dia bukan yang terkenal. Kemudian saya rinci kemauan mama yang juga kenalannya. Lalu saya me-request potongan poni dengan beragam syarat dan ketentuan. Menurutnya, layer pendek di bagian depan lebih layak menemani poni baru saya. But I said NO!!!

sesampainya di rumah,, ada senyuman manis tulus menyambut. di luar dugaan Mama bahkan memberi pujian untuk poni baru saya yang bergulung- gulung di sekitar dagu.



kira-kira seperti inilah penampilan saya yang terkini :D :D :D

Hari ke- 4 (30 Days Project-Sweet Sunset)

Zondag, 11-9-11


Minggu, 11 September 2011

Hari ke- 3 (30 Days Project-Sweet Sunset)

Zaterdag, 10-9-11



Demi menuntaskan misi-misi terselubung, hari ini saya dan seorang sepupu telah berencana untuk mengunjungi dua museum kebudayaan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Ironisnya, sebagai gadis yang terlahir dan besar di Bali, saya boleh dikatakan tidak memiliki memori yang kongkrit mengenai kedua tempat unik tersebut.



Tujuan pertama adalah Museum Bali yang terletak di area Puputan Margarana Badung. Tempat ini (menurut sumber terpercaya dan beberapa bukt foto) pernah saya kunjungi waktu TK dulu namun jujur saja, saya tidak ingat sama sekali tentang isi di dalam museum asri ini. Begitu juga dengan tempat tujuan selanjutnya, UPT. Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang berada di lapangan Niti Mandala Renon.


Ada perasaan malu kepada diri sendiri dan juga kepada bumi tempat kelahiran saya ini. Betapa panjangnya deretan nama museum-museum negeri lainnya yang sudah saya kunjungi dan bahkan berfoto di hampir setiap sudutnya. Di sini, di pulau cantik ini, rupanya dia juga memiliki museum-museum yang sangat membanggakan.

Museum Bali mengkisahkan sejarah kehidupan Bali dari jaman manusia purba hingga era Bali modern. Beragam benda-benda antik serta lukisan-lukisan yang menggambarkan kisah sejarah Pulau Dewata terpampang rapi di dalam museum ini.



Lain halnya dengan UPT. Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejarah-sejarah perjuangan dari masa ke masa dapat kita nikmati melalui diorama sebanyak 33 unit yang sangat menarik untuk disimak. Ulasan singkat mengenai masa pra sejarah hingga perjuangan meraih kemerdekaan ini dikemas dengan kreatifitas dan selera seni yang berhasil menghipnotis diri saya seolah membawa diri ke di masa-masa itu.


Saya merenung, menerawang dan menghayal “apakah yang akan saya lakukan jika saya berada di jaman itu? Akankah saya sehebat Sagung Wah? Secerdik Patih Djelantik? Atau sepuitis Dhang Hyang Nirartha?”



Selesai melalui kedua putaran diorama, kami menjelajah ke ruangan yang bernama Utamaning Utamma Mandala dan untuk mencapainya kami harus melalui 69 tangga yang berputar. Lagi-lagi saya terpana melihat sajian kecantikan pemandangan sekitar monumen dari atas ruangan itu. Memang bukan sesuatu yang baru menyaksikan pemandangan sejenis yang dikenal dengan istilah view from the top ini tetapi keistimewaannya adalah apa yang saya saksikan adalah bagian dari negeri saya sendiri.



Tanpa terasa langit sore telah menampakkan semburat lembayung senja pertanda sang surya akan mengistirahatkan sinarnya. What a beautiful day

Jumat, 09 September 2011

Hari ke- 2 (30 Days Project-Sweet Sunset)




Vrijdag, 9-9-11

Kali ini panorama matahari terbenam tak dapat disaksikan dengan mata kepala sendiri sebab kami sekeluarga harus keluar kota untuk menghadiri pernikahan salah satu kerabat.

Perjalanan dari kota Denpasar ke Singaraja memakan waktu sekitar 2 jam. Hidung yang buntu membuat saya tak mampu menikmati jalanan panjang yang berliku. Mata terlelap dan tubuh terkulai lesu.

Sembari menanti waktu kami singgah di penginapan milik mempelai wanita. Di sanalah kami bersiap dan berias diri hingga matahari terbenam berganti malam.

Sebuah kamar kecil dengan penerangan yang seadanya itu berisikan saya, mama, mami (nenek) dan tante saya. Sungguh suatu hal yang menyenangkan berada di antara wanita-wanita berbeda generasi yang amat saya hormati.



-Before the Sunset-

Ada satu hal yang dapat saya pelajari dari mereka, yaitu selalu menghargai setiap berita baik maupun buruk. Mereka terbiasa menyempatkan diri untuk datang ke setiap undangan pernikahan (maupun layatan kematian ) tanpa mempedulikan jarak lokasinya.


Voila,,, we are ready for Safira’s Wedding wishing u both happily ever after



After The Sunset

Kamis, 08 September 2011

Hari ke- 1 (30 Days Project-Sweet Sunset)



Donderdag 8-9-2011

Setelah batal bertemu beberapa kali, akhirnya hari ini, Saya dan ketiga sahabat memilih sebuah kedai di pinggiran pantai Double Six untuk menyaksikan sang surya yang tengah membenamkan sinarnya.Semilir angin pantai sore, deburan ombak yang menenangkan serta tempat duduk dari bantal bean bag warna-warni yang diletakkan tepat di atas pasir pantai itu sangat mendukung aksi kami berbagi cerita.






Cerita demi cerita bergulir dengan sendirinya. Mengenang yang baik dan yang buruk lalu menertawakan kebodohan dan kejahilan masing-masing dan diselingi sesi pemotretan dari beberapa sudut meja. Tak banyak biaya dan upaya yang dilakukan sore itu tetapi kami pulang dengan kebahagiaan tak bersyarat.

Tak lupa saya ucapkan selamat dan sukse untuk salah satu dari kami yang akan segera melepas masa lajangnya,,,