i think...

Selasa, 14 Juni 2011

(tak) Selalu Berlalu

Pekan lalu… seorang kerabat dekat harus merelakan orang terkasihnya pergi meninggalkan dunia. Meskipun telah mendapat perawatan secara intensif , Tuhan sudah menetapkan untuk membawa si Ayah kembali ke pangkuan-Nya pada hari Jumat lalu.


Medengar Berita ini, sekujur tubuh ikut terkejut mengingat sulitnya menghadapi kenyataan tersebut. Segera terputar kembali potongan-potongan cerita bulan November dua tahun lalu yang membuat diri hanyut dalam kesedihan


Selesai bekerja, kami segera menuju rumah duka. Entah mengapa simbol-simbol kedukaan yang ditemui di sepanjang perjalanan mulai berperan menenggelamkan diri ini ke masa lalu (yang mungkin belum berlalu)


aku melihatnya, dia, sosok yang ditinggalkan itu melemah dan dengan genangan air mata yang mendesak di pelupuk matanya.aku berharap sebuah pelukan dari yang lebih berpengalaman ini mungkin akan sedikit menyembuhkan rasa sesak karena segala jenis ketidak siapan hati nurani.


Sembari berjalan menemui sang ibunda, detak jantungku semakin tak karuan. Ada sebersit rasa takut namun tak mungkin aku datang tanpa melantukan bela sungkawa kepada mereka.


Ku teruskan melangkah,,, seolah menguji diri sendiri untuk menghadapi masa kini Kuberanikan mengintip dari sudut mataku, melihat sosok yang sudah dibalut rapih dengan kain batik berwarna coklat gelap. Aroma bunga melati berpadu kayu cendana mulai merasuki penciumanku dan aku tak kuasa lagi …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar